Ahad, 6 Mac 2011

Ikhlas Dalam Beramal - 2

BAHRUL MADZI ( SYARAH MUKHTASHAR SHAHIH AT-TIRMIDZI ) JUZU 17

Dan telah bersabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam : Tiada daripada seorang hamba yang ikhlas akan 'amalnya bagi Allah empat puluh hari melainkan zahirlah mati air hikmah daripada hatinya  keluar atas lidahnya.

Dan bersabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam : Awal-awal orang yang ditanyai akan dia pada hari qiamat itu tiga macam orang, yang pertamanya : laki-laki yang diberi Allah Ta'ala 'ilmu akan dia,
maka berfirman Allah Ta'ala : Apakah telah kamu perbuat pada barang yang telah kamu ketahui ?
maka berkata laki-laki itu : Ya Tuhanku! Adalah hamba bangun dengan dia ber'amal dengan sepotong daripada malam dan sepotong daripada siang hari,
maka berfirman Tuhan : Bohong kamu. 
Dan berkata malaikat pula : Bohong kamu, bahkan yang telah kamu kehendak itu  ialah biar dikata orang si anu itu 'alim, adakah tidak, maka sesungguhnya dikata orang akan demikian itu.

Dan seorang laki-laki yang dikurnia Allah akan dia harta,
maka berkata Tuhan : Demi sesungguhnya telah aku anugerah kamu harta, maka apakah kamu perbuat pada barang yang aku kurnia kepada mu itu?
Maka jawabnya : Ya Tuhanku! adalah hamba bersedekah sepanjang malam dan siang hari.
Maka firman Tuhan : Bohong Kamu.
Dan berkata malaikat : Bohong kamu, bahkan yang telah kamu kehendak itu  ialah biar dikata orang si anu itu murah, adakah tidak dikatakan orang demikian itu.

Dan seorang laki-laki yang berperang ia pada sabilillah,
Maka berfirman Tuhan yang Maha Tinggi : Apa engkau perbuat? 
Maka katanya : Ya Tuhanku! telah engkau suruh berperang sabil, maka berperang aku sampai kena bunuh aku.
Maka firmaNya : Bohong kamu.  
Dan berkata malaikat : Bohong kamu, bahkan yang telah kamu kehendak itu  ialah biar dikata orang si anu itu berani, adakah tidak dikatakan orang demikian itu.

Kata Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu kemudian digores oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pahaku seraya katanya: Hai Aba Hurairah! mereka itulah awal-awal makhluk yang dibakar oleh api neraka akan mereka itu pada hari qiamat.

   Dan tersebut cerita di dalam Bani Isra'il bahasanya seorang yang berbuat 'ibadat, adalah ia sedang ber'ibadat akan Allah Ta'ala itu beberapa masa yang panjang, maka datang kepadanya satu kaum lalu berkata kepadanya : " Sungguhnya disana ada satu kaum menyembah mereka itu akan pohon kayu, bukannya menyembah Tuhan."
Bila didengar oleh ahli 'ibadat itu, lalu marah ia, dengan segeranya ia mengambil kapaknya lalu dipikulnya pergi menuju pohon kayu itu supaya dipotongnya dan ditebangnya,
tiba-tiba dijalan berjumpa dengan dia iblis merupa dengan satu rupa orang tua, lalu kata iblis itu kepadanya : " Hai laki-laki , diberi rahmat akan dikau oleh Allah, kemana kamu hendak pergi ini?"
Kata ahli 'ibadat itu : " aku mahu menebang pohon kayu ini kerana disembah orang akan dia lain daripada Allah."
Jawab iblis itu : " Hai laki-laki! Apakah engkau ini, apa engkau pedulikan itu, kamu tinggalkan 'ibadat kamu, dan berbimbang kamu dengan diri kamu, serta berhadap berbimbang lain pula."
Maka jawab ahli 'ibadat itu: " Bahawasanya ini jumlah daripada 'ibadatku jua." 
Kata iblis itu : " Sungguhnya aku tidak mahu aku membiarkan kamu menebang pohon kayu itu."

Maka ia pun melawan bergumpal dengan laki-laki dan laki-laki itu pun melawan akan dia, maka dipegang oleh laki-laki ahli 'ibadat itu akan iblis , lalu dibantingkannya  (hepas) di atas muka bumi dan duduk dia diatas dada iblis itu,
maka berkata iblis itu baginya : " Hai laki-laki! Lepaskan aku , dan bangun kamu daripada aku ini supaya aku bercakap bagus dengan kamu."
Maka bangun laki-laki itu daripadanya dan berkata iblis itu baginya : " Apa ini kerja, sungguhnya Allah Ta'ala menggugurkan kesalah kamu daripada pekerjaan ini dan tiada difardhukannya atas kamu, bukannya kamu Nabi, dan bukannya kamu menyembah akan dia, dan tiada apa disa atasmu orang lain menyembahnya, lebih baik kamu berbimbang dengan 'ibadat kamu dan biarkan dia kerana ada bagi Allah itu beberapa Nabi di atas muka bumi itu, sekiranya dikehendaknya menebang, nescaya disuruhnya mereka itu kepada ahlinya dan disuruhnya menebangnya. "
Kata ahli 'ibadat itu : "  Pasti aku tebang juga akan dia,"
maka iblis itu pun menegah dan menahan akan dia dengan bersungguhnya tidak memberi tebang dan bergumpal pula di situ hingga dikalah akan dia oleh ahli 'ibadat itu, direbahnya akannya di atas muka bumi itu dan naik di atas dadanya sampai lemah iblis itu daripada melawannya " bila dilihat oleh iblis itu akan hal yang demikian lalu berkata ia pada laki-laki: " Mahukah kau aku beri satu fikiran yang boleh menghukumkan antara aku dengan kamu, dan ialah pekerja yang lebih baik bagimu dan lebih manfa'atnya."
Jawab laki-laki itu : " Apa ia? "
Kata blis itu: " Lepaskan aku dan bangun kamu daripada aku ini supaya boleh aku bercakap baik dengan kamu ."
Maka laki-laki itu pun melepaskan dia dan berdiri,
dan iblis itu lalu berkata : " Hai laki-laki! Kamu  itu seorang yang faqir, tiada apa suatu bagi mu, sungguhnya kamu itu boleh aku mengaku beri jalan semua orang mahu kemukakan kamu, dan barangkali pula kamu itu dikasih orang labih daripada saudara-saudaramu, dan boleh kamu bertolong-menolong dengan jiran kamu, dan lapang lega kamu di dalam hal kehidupan, dan boleh kamu tidak berhajat kepada siapa-siapa lagi. "
Kata ahli 'ibadat itu : " Mahu aku, apa ia jalannya ? "
Kata iblis : " Tak usah kamu kerjakan menebangkan kayu itu, boleh aku mengaku pada kamu aku jadikan di kepala tidur kamu dua dinar pada tiap-tiap malam, bila pagi kamu ambil dua dinar itu boleh kamu belanjakan atas dirimu,dan anak isterimu, dan bersedeka saudara-saudaramu, maka itu lebih utama dan lebih berfaedah padamu dan pada muslimin daripada memotong dan menebang pohon kayu yang ada tercacak ditempat itu, tiada apa memberi mudharat akan kamu, dan tiada memberi manfa'at apa suatu bagi saudaramu orang-orang mu'min pada memotong menebangnya itu."

Apakala didengar oleh ahli 'ibadat itu, lalu berfikir ia dengan dengan sejurus lamanya pada apa-apa yang dicakapkan oleh iblis itu, dan berkata didalam hatinya: " Benar orang tua ini, bukannya aku Nabi sampai lazim  atasku memotong pohon kayu ini, dan tidak disuruh Tuahnku memotongnya sampai menjadikan aku bernama orang derhaka. dan apa yang telah disebut orang tua ini berfaedah bagi umum manusia, kemudian daripada itu, lalu beraku-akuan antara ahli 'ibadat itu dengan iblis tadi atas menyempurnakan sebagai yang dikatakan oleh iblis itu, dan iblis itu pun bersumpah ia mengaku menyempurnakan dan kembali pulang ahli 'ibadat itu ketempat ia ber'ibadat, dan  bermalam ia semalam-malam itu, Apakala paginya nampak dua dinar di kepala tidurnya, lalu diambil akan dia, kemudian keesokan harinya pun demikian juga, kemudian pada hari yang ketiga dan keempatnya tidak ada apa suatu lagi, maka ahli 'ibadat itu pu lalu marah, langsung mengambil kapaknya dan keluar mahu pergi memotong pohon kayu itu dan berkata didalam hatinya : " Jika aku tidak dapat dunia, aku dapat pahala akhirat,." 

Tiba-tiba berjumpa iblis itu pula merupa seperti orang tua yang dahulu jua, lalu katanya : " Kemana kamu hendak pergi hai laki-laki.? "
Kata laki-laki itu : " Aku hendak pergi menebang kayu itu ."
Maka kata iblis itu : " Tidak kamu terbuat, tida aku beri, demi Allah tidak kamu terbuat, dan tiada ada jalan boleh kamu menyempurnakannya. "

Maka laki-laki itu mencapai akan dia supaya digumpalnya semacam yang telah lalu. maka kata iblis : " Jauh sekali kamu dapat mengalahkan aku. " Maka iblis pun mencapai akan dia , lalu direbahkanya semacam bulu burung oleh senangnya, dan duduk pula iblis di atas dadanya, dan berkata ia: " Tidak pun kamu berhenti daripada memotong kayu itu, tidak pun aku sembelih akan kamu. " 

Maka nampak lah pada ahli 'ibadat itu akan dirinya telah lemah tiada terkuasanya melawan iblis itu, ia pun lalu berkata : " Amboi! Sekali ini telah kalah pula aku, lepaslah aka daku dan khabarkan olehmu pada aku apa sebabnya aku boleh kalah ini, pada halnya telah menang aka daripada mulanya." 
Jawab iblis itu : " Sebab pun kamu jadi kalah sekarang ini kerana engkau telah marah pada mula-mula kali itu kerana Allah, dan adalah niat kamu kerana akhirat, dengan sebab itu dikalah Tuhan akan daku, maka jadi menang kamu. Ada pun sekali ini marah kamu kerana dunia, jadilah lebih kamu dunia, maka dikerasi Allah Ta'ala atasmu, lalu aku kalahkan kamu." 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan